GUREE.ID, LHOKSEUMAWE, 10 November 2020, Setiap ada seleksi pemilihan Kepala sekolah, Guru dan Tendik berprestasi energi yang paling banyak terkuras bagi setiap peserta adalah membuat best practice. Kepala sekolah selaku manajer harus menyusun program kerja. Program kerja Jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Rencana Kerja Anggaran Sekolah sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan tahunan. Setiap program yang sudah dituangkan ke dalam RKAS mestinya sebelum dieksekusi harus ada proposal dan TOR.
Tidak semua kegiatan bisa berdampak terhadap prestasi peserta didik, itu diketahui melalui analisis realisasi anggaran dan program. Dari sekian program baik yang dijalankan tentunya ada yang terbaik untuk setiap tingkat satuan pendidikan. Program terbaik tersebut menjadi Best Practice pelaksanaan manajerial di sekolah.
Manajerial tidak terbatas pada standar pengelolaan saja tetapi mencakup ke depan standar pendidikan yaitu standar Kelulusan, standar Isi, standar proses, standar penilaian, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, dan standar pembiayaan. Semuanya berada di bawah manajerial, kapasitas kepala sekolah untuk mengelolanya yang bertujuan memperoleh mutu di Atas standar nasional.
Best Practice berdasarkan pengalaman yang diprogram dan dijalankan bisa jadi diadopsi dan dimodifikasi oleh sekolah lain. Kepala sekolah yang sudah sukses harus mensupport sekolah lain untuk bisa melaksanakan program baik tersebut, dan lakukan kerja sama dengan studi banding dan pembekalan.
Kenyataan masih banyak sekolah hampir tidak ada best practice seiring perjalanan waktu. Program monoton, tidak ada gebrakan, tidak mengikuti tren. Kenapa ya bisa seperti itu, apa kurang kreatif, apa tidak ada tim yang solid, jangan-jangan manajemennya yang kaku. Bisa juga faktor kepemimpinan yang terlalu otoriter atau demokratis, padahal yang ideal mungkin kepemimpinan yang menganut sedikit manajemen situasional. Saya tidak membahas apa itu otoriter, demokratis dan situasional karena kita paham dengan itu semua. Amati saja cenderung kemana dan disesuaikan.
Menulis apa yang kita kerjakan dan mengerjakan apa sudah ditulis, jangan kerja lain ditulis dan lain ditulis lain kerja, itu bahaya tidak pernah ada titik temu, sehingga jadi temuan ini yang berat.
Best Practice berlaku bagi semua orang termasuk guru dan Tendik pasti ada pengalaman dan praktik terbaik selama bertugas. Mari kita bukukan dan buat best practice untuk kemajuan dunia pendidikan.
Tulisan ini untuk memotivasi diri dalam menjalankan tugas kepemimpinan dan bisa bermanfaat bagi pembaca.
1 Comments
Keren pak
ReplyDelete