Guree.id, Lhokseumawe, Pelaksanaan Shalat Idul Adha 1443 H. sangat
khidmat di halaman Masjid Taqwa Muhammadiyah Lhokseumawe. Dua ribu lebih jamaah
mengikuti Shalat dan Khutbah Hari Raya pada 10 Zulhijjah 1443H/9 Juli 2022 M.
Ada beberapa hal penting yang dapat digaris bawahi dari isi khutbah yang disampaikan
oleh Khatib Syahrial Razali, Lc.,MA.,PhD. Khatib mengulang cerita perbedaan
pendapat sahabat Nabi Muhammad Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam, Waktu itu
Rasulullah bersabda kepada Pasukan perang Al-Ahzab, “Janganlah ada seorang pun yang shalat ashar kecuali diperkampungan Bani
Quraizhah”. Dalam perjalanan, sahabat Rasulullah pecah dua kelompok dalam
memahami intruksi ini, satu kelompok shalat ashar di jalan, dan satu kelompok
lagi shalat ashar di perkampungan Bani Quraizhah walaupun waktu ashar sudah
berlalu. Kelompok pertama memahami hadis tersebut bahwa tidak boleh lale harus
segera dan cepat-cepat mencapai perkampungan Bani Quraizhah, bukan berarti shalat
ashar dilewati. Kelompok kedua memahami bahwa hadis tersebut sesuai tek, instruksi
Rasulullah. Kemudian dua-dua kelompok melapor kepada Rasulullah, dan tidak
menyalahkan salah satu dari dua kelompok tersebut, artinya dua-duanya benar.
Persoalan hari ini dalam menentukan Hari Raya Idul Adha ada perbedaan
pendapat dan metode berbeda harus disikapi sebuah rahmat, jangan
dipertentangkan. Jika yang berpuasa 1 Zulhijjah hari Kamis berarti 10 Zulhijjah
jatuh pada Sabtu, jika yang berpuasa 1 Zulhijjah hari Jumaat berarti 10
Zulhijjah hari Minggu tanggal 10 Juli 2022. Ini sangat tergantung kepada
keyakinan kita dalam menjalankan ibadah. Tidak boleh saling mengklaim bahwa
yang hari raya 9 Juli Sunnah, dan yang lain bukan Sunnah atau sebaliknya yang
hari Raya 10 Zulhijjah Sunnah. Dua-duanya
sunnah, dua-duanya aso Surga Allah. Begitu juga dengan ibadah yang lainnya,
jangan dipertentangkan dan disempitkan pehaman dan pengamalan dalam beribadah.
Pada hal kita Umat Islam ini besar, yang membujat sempit dan terkotakkan kita
sendiri. Jadikanlah sebuiah rahmat dari
perbedaan pemahaman hadis Rasulullah oleh para Ulama, karena kita kita berada
di salah satu perbedaan tersebut. Sebagai contoh dalam shalat saja banyak
perbedaan baik gerakan dan bacaannya, tetpai apakah bisa kita vonis jika ada
saudara kita yang berbeda bahwa itu Bid’ah. Sungguh keliru saudaraku. Kita
boleh memilih diantara yang berbeda itu, karena semua benar Khilaf.
Muhammadiyah dalam menentukan tanggal 10 Zulhijjah menggunakan metode
hitung (hisab), sementara yang lain metode melihat bulan. Jangan dipersoalan,
jangan gara-gara selisih pendapat selisih juga silaturrahim dan ukhwah sesama
Muslim. Contoh sahabat Rasulullah ada yang shalat ashar di jalan da nada yang shalat ashar di
Perkampungan Bani Quraizhah, tidak ada masalah di hadapan Rasulullah. Mari kita
jalin silaturrahmi dan ukhwah untuk memperkuat tali persaudaraan. Hari Raya merupakan hari kasih saying sesama,
makanya disunnahkan tempat pelaksanaannya di lapangan supaya bisa berkumpul
semua usia, walaupun tidak bisa melaksanakan shalat tetapi bisa mendengar
Khutbah Hari Raya.
Akhir kata Khatib menutup demgan kisah seorang yang dulunya jahat,
berlumur dengan dosa kemudian mendapat hidayah Allah dia taubat, menjadi orang
baik. Dalam sikapnya yang baik kelihatan di mata manusia belum tentu baik di
mata Allah. Ketika dia sudah taubat, melihat ibadah orang lain tidak benar,rasanya
dia saja yang benar dan masuk surga. Sungguh sangat-sangat keliru cara pandang
seperti itu. Makanya kita harus banyak merenung tentang apa yang sudah pernah
kita lakukan apakah baik di mata Allah.
Mohon maaf jika ada kekurangan dalam merevieu isi khutbah Hari Raya Idul
Adha 1443 H., dan tanyakanlah kepada
ahlinya.
0 Comments