Memaknai Hari Raya Idul Fitri: Merenungkan Spiritualitas dan Kepedulian Sosial dalam Keseharian

 

    Masjid Taqwa Muhammadiyah Lhokseumawe

Guree.id, Lhokseumawe – Pelaksanaan Shalat Idul Fitri 1446 Hijriah berlangsung dengan khidmat, sekitar duaribuaan jamaah membanjiri halaman Masjid Taqwa Muhammadiyah Kampung Jawa Baru Lhokseumawe pada hari Senin, 31 Maret 2025.

Shalat Idul Fitri 1446 H. yang dimulai tepatnya pukul 07.30 Wib. yang  dipimpin oleh Ust. Saifuddin Abbas, Lc., MH. sebagai Imam dan Khutbah disampaikan oleh  Ust. Arif Rahmatillah, Lc.,DIPL.M.E.I. Dalam Khutbahnya Khatib berpesan dan mengisahkan bahwa Bagi umat Islam ada dua hari Raya yaitu Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha (Qurban).

Selesai melaksanakan ibadah selama satu bulan penuh disyariatkan oleh Allah untuk melaksanakan Shalat Idul Fitri. Begitu juga dengan Hari Raya Idul Adha setelah shalat disyariatkan untuk menyembelih hewan Qurban.

Memperingati HariRaya Idul Fitri secara substansial mengandung  Makna Rabbani dan Insani, Membesarkan Asma Allah dengan Takbir, Takbir adalah ketinggian dan keagungan Allah Subhanahu WA Ta'ala. Takbir adalah bentuk ketegasan dalam menghambakan diri kepada Allah. Takbir adalah kekuatan bagi umat Islam, banyak peperangan di masa Rasulullah menang dengan kalimat takbir yang membangkitkan semangat. Kondisi hari ini Takbir tidak begitu menggema dan kurang penghayatannya.

Makna Kepedulian Sosial, ada zakat fitrah untuk membersihkan jiwa, dan memberi makan fakir miskin. Islam bukan Agama individual, tetapi IsIam agama rahmatan lil'alamin.

Kita bisa berbahagia, di tengah tengah keluarga yang utuh, penuh dengan berbagai fasilitas dan makanan, sesungguhnya kita musibah sejak tahun 1918 sampai dengan sekarang Saudara kita di Palestina, mereka kekurangan makanan, hilang keluarga dan selalu dalam kecemasan itu semua mereka kakukan untuk mempertahankan Masjidil Aqsa dari rencana besar Zionis Israil yaitu genosida yang dilancarkan. Untk itu Khatib mengajak kita semua peduli terhadap apa yang terjadi pada saudara kita di Palestina.

Ust.Arif Rahmatillah melanjutkan bahwa yang terjadi saat ini pada sebaian Umat Islam  Penyakit hati Alwahnu, cinta dunia dan takut mati. Kita takut akan kehilangan dunia, padahal kehidupan ini fana. Kita perlu memperbaiki diri, jiwa, dan mental kita agar Islam tetap menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Kebahagian orang tua ketika di rumah ada anak 2 yang shaleh, Anak -anak yang mentalnya dan keihsanannya seperti anak kecil pengembala di masa umar bin khatab, dimana Umar menguji anak tersebut dengan membeli seekor kambing gembalaanya. Anak kecil menjawab, ini kambing majikannku tidak boleh dijual. Umar berkata hanya kita berdua saja yang tahu, Tuan, Allah Maha melihat.

Momentum Ramadhan dan Hari Raya menjadi waktu yang tepat untuk melakukan introspeksi diri. Apakah kita telah menjadi pribadi yang lebih baik? Sebagai orang tua, suami, istri, guru, atau anggota masyarakat, mari jadikan perayaan ini sebagai titik evaluasi untuk terus berkembang dan berkontribusi positif dalam kehidupan sehari-hari. Semoga Hari Raya Idul Fitri menjadikan kita umat yang lebih sejahtera dan berkah.

Momentum Hari Raya Idul Fitri semoga kita menjadi hamba yang bertaqwa, besih hati dan jiwa, saling memaafkan sesama, menjadi pribadi yang baik dalam berbakti kepada Orang tua dan menyantuni anak yatim. Berbahagialah bagi kita yang masih memiliki orang tua, kesempatan emas untuk berbuat baik dan buatlah orang tua kita selalu tersenyum supaya Allah tersenyum melihat kita. Semoga Allah menerima amal ibadah kita.

Demikian semoga bermanfaat.

0 Comments